Bir hitam tercatat pertama kali dalam sejarah dibuat sekitar tahun 1730-an di London, Inggris. Salah satu komponen membuat bir hitam dalah barley. Biji barley adalah sejenis serealia anggota suku padi-padian yang dapat dijadikan makanan manusia, pakan ternak dan dijadikan malt. Biji barley dengan kualitas terbaik tersebut dipanen dari tanah Irlandia untuk selanjutnya dijadikan malt. Biji barley tergolong tanaman yang butuh keahlian ekstra untuk menanamnya sehingga bir hitam Guinness terus membina kolaborasi dengan petani lokal hingga tiga generasi. Selanjutnya barley yang telah diproses menjadi malt dilanjutkan ditumbuk dan dicampur air panas agar keluar gulanya. Setelah itu bahan tersebut dipisahkan dari ampasnya, dan cairan ini akan menjadi pemanis bir. Pemanasan dengan suhu 2320 selsius inilah yang akan membuat barley menjadi hitam kemerahan dan kaya rasa. Apabila terlalu rendah atau terlalu tinggi suhunya makan bir hitam tak akan nikmat rasanya.

 

Cairan sari biji barley ini ditambahkan hop lalu dididihkan selama 90 menit. Hop ini berfungsi memberi sentuhan rasa dan kesimbangan cita rasa Guinness. Selanjutnya campuran sari barley dan hop ini didinginkan. Setelah dingin campuran tersebut diberi ragi spesial khusus racikan Guinness yang telah diwariskan selama berabad-abad. Setelah cairan diberi ragi selanjutnya didiamkan. Proses pendiaman tersebut selalu konsisten waktunya agar tercipta cita rasa yang seimbang dan sempurna.

 

Bir hitam Guinness dibuat seperti bir hitam yang lainnya, namun keistimewaanya terdapat pada biji barley dengan kadar serat yang tinggi. Jadi setelah barley berkecambah kemudian dikeringkan dengan cara dipanggang dengan cara tradisional. Cara ini akan menjadikan warna rubi gelap sehingga tampak warna hitam dengan cita rasa khas Bir Hitam Guinness. Campuran biji barley dengan kuntum bunga hop betina yang lebih banyak akan memberi rasa  dan aroma yang kuat.  Penambahan hop ini juga akan menyeimbangkan rasa manis serta sebagai pengawet alami. Bir Hitam Guiness dikenal juga sebagai “meal in a glass” karena kandungan kalorinya hanya skitar 198 Kkal. Kandungan kalori tersebut masih lebih rendah dari pada susu skim atau jus jeruk dalam ukuran yang sama. Karena kandungan kalori tersebut hingga Guinness mendapat julukan :Guinness is Good for You” di sekitar tahun 1020-an.

 

Selain cita rasa yang tinggi, Guinness memeprhatikan betil cara penyajian dan cara menampilkan warna hitam rubinya. Yang menjadi ciri khas dari penyajian Guinness adalah pada gelas pint berwarna hitam pekat terdapat busa dibagian paling atas dan sangat creamy serta bisa bertahan lama. Gelas pint yang berbentuk seperti bunga tulip selain terlihat indah akan membuat nyaman digenggam. Gelas yang yang bening akan menampakkan warna bir hitam yang eksotis. Elegannya akan bertambah di saat proses terbentuknya busa saat ditunga ke gelas. Busa berwaran putih creamy tersebut terbentuk dari karbonasi nitrogen dan karbondioksida. Busa pada bir hitam Guinness ini akan bertahan lebih lama dibanding bir lainnya. Agar busa khas Guinness ini bisa tampil cantik diperlukan teknik tertentu. Yaitu dengan cara memiringkan gelang hingga sudut 450 dan selanjutnya mengisi gelas tersebut hingga hampir ¾ tinggi gelas. Setelah hampir mencapai ¾ tinggi gelas, gelas kembali diletakkan. Biarkan busanya terbentuk dengan sempurna. Cara menuang Bir Hitam Guinness ini telah menjadi tradisi khas di kalangan pencinta bir. Kebiasaan menunggu dan mengamati proses terbentuknya busa pada bir ini telah memunculkan istilah di antara pencinta Guinness yaitu: “Good things come to those who wait”.